Jumat, 14 Juni 2013

RINGKASAN : LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING


IDENTITAS BUKU
Judul
:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pengarang
:
SYAMSU YUSUF LN.
Tahun
:
2005
Dimensi
:
HVS 60 GR, 16 X 24 cm, 282 HLM + ix
ISBN
:
979-692-494-3
      "Bimbingan dan Konseling" tersirat kesan umum bahwa individu yang berhubungan dengan petugas tersebut sedang bermasalah. Memang, pada awal Iahirnya, bimbingan dan konseling lebih bersifat klinis psikologis untuk membantu mereka yang bermasalah. Akan tetapi, dewasa ini, bimbingan dan konseling arahnya lebih bersifat pengembangan melalui pendekatan pedagogis.
Dan buku ini, selain akan memperkokoh pemahaman tentang pentingnya bimbingan dan konseling, juga mengedepankan paradigma berpikir dalam mempersepsi konsep bimbingan dan konseling itu sendiri. Berangkat dari kebutuhan terhadap penIngkatan mutu akademik yang menjadi kepedulian semua pihak, buku ini akan membantu mahasiswa, peneliti dan ilmuwan, serta masyarakat luas yang ingin memperoleh wawasan yang komprehensip tentang landasan dasar akan layanan bimbingan dan konseling.
Bab pertama berisi konsep dasar bimbingan dan konseling. Pada bagian ini dijelaskan mengenai definisi bimbingan dan konseling baik secara etimologis maupun terminologis. Dalam buku ini, istilah bimbingan selalu dirangkai dengan konseling sebagai salah satu komponen pendidikan. Keduanya secara terpadu dan bersinergi dengan dua komponen pendidikan lainnya, yaitu administratif dan pengajaran, berupaya mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.
Bab kedua berisi landasan his­toris. Konsep bimbingan dan konseling sebetulnya telah dikenal manusia lewat sejarah. Sejarah tentang pengembangan potensi diri dapat ditelusuri dari masyarakat Yunani kuno yang menekankan pada upaya pengembangan pendidikan. Terkait dengan perhatian masyarakat Yunani ini, Plato dapat dipandang sebagai "konselor" yang telah menaruh perhatian begitu besar terhadap isu­isu moral, pendidikan, hubungan antar individu, dan teologis.
Bab ketiga berisi landasan filosofis. Bimbingan dan konseling sesungguhnya terkait erat dengan cara pandang para ahli tentang hakikat manusia, tujuan, clan tugas hidupnya di dunia ini, serta kiat-kiat untuk mengembangkan dan memelihara nilai­nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, seorang konselor harusnya memiliki pemahaman yang akurat tentang filsafat manusia.
Bab keempat berisi landasan sosial budaya. Pada bagian ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masya-rakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya, semakin rumit pula masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Bab kelima berisi landasan religius. Tak dapat dipungkiri, agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat nanti. Menurut para ahli, bahwa agama sangat berperan terhadap pencerahan diri dan kesehatan mental individu. Dalam konteks ini, penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan.
Bab keenam (terakhir) berisi landasan psikologis. Di sini diterangkan tentang karakteristik masing-masing individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya tidak selalu -berlangsung secara linear. Dalam proses pendidikan, misalnya, peserta didik tidak jarang yang mengalami stagnasi sehingga memunculkan masalah-masalah psikologis, seperti terwujud dalam perilaku yang menyimpang. Untuk menghindari berbagai masalah psikologis tersebut perlu diberikan bantuan yang bersifat pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan uraian rnengenai landasan bimbingan dan konseling di atas, bahwa bimbingan dan konseling tidak melulu diberikan kepada individu yang bermasalah. Dalam konteks pendidikan, seluruh peserta didik mulai dari jenjang yang paling rendah hingga pendidikan tinggi perlu mendapat bimbingan, dan konseling.
Bagi yang cerdas diarahkan sebagai upaya ekselerasi. Untuk yang berkemampuan rata-rata dimaksudkan sebagai upaya pengembangan. Sedangkan bagi peserta didik yang kemampuan akademiknya tergolong terbelakang, bimbingan dan konseling diberikan sebagai perbaikan. Dari bimbingan tersebut diharapkan peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal.
            Kelebihan dari buku ini adalah memiliki cover yang menarik, menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami sehingga cocok dibaca oleh semua kalangan. Akan tetapi  penggunaan kalimat serta kata-kata yang dipakai dalam buku ini terkesan seperti diulang-ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar