IDENTITAS BUKU
Judul
|
:
|
LANDASAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
|
Pengarang
|
:
|
SYAMSU
YUSUF LN.
|
Tahun
|
:
|
2005
|
Dimensi
|
:
|
HVS 60 GR,
16 X 24 cm, 282 HLM + ix
|
ISBN
|
:
|
979-692-494-3
|
"Bimbingan
dan Konseling" tersirat kesan umum bahwa individu yang berhubungan dengan
petugas tersebut sedang bermasalah. Memang, pada awal Iahirnya, bimbingan dan
konseling lebih bersifat klinis psikologis untuk membantu mereka yang
bermasalah. Akan tetapi, dewasa ini, bimbingan dan konseling arahnya lebih bersifat
pengembangan melalui pendekatan pedagogis.
Dan buku ini, selain akan
memperkokoh pemahaman tentang pentingnya bimbingan dan konseling, juga
mengedepankan paradigma berpikir dalam mempersepsi konsep bimbingan dan
konseling itu sendiri. Berangkat dari kebutuhan terhadap penIngkatan mutu
akademik yang menjadi kepedulian semua pihak, buku ini akan membantu mahasiswa,
peneliti dan ilmuwan, serta masyarakat luas yang ingin memperoleh wawasan yang
komprehensip tentang landasan dasar akan layanan bimbingan dan konseling.
Bab pertama berisi konsep dasar
bimbingan dan konseling. Pada bagian ini dijelaskan mengenai definisi bimbingan
dan konseling baik secara etimologis maupun terminologis. Dalam buku ini,
istilah bimbingan selalu dirangkai dengan konseling sebagai salah satu komponen
pendidikan. Keduanya secara terpadu dan bersinergi dengan dua komponen
pendidikan lainnya, yaitu administratif dan pengajaran, berupaya mencapai
tujuan pendidikan yang bermutu.
Bab kedua berisi landasan historis.
Konsep bimbingan dan konseling sebetulnya telah dikenal manusia lewat sejarah.
Sejarah tentang pengembangan potensi diri dapat ditelusuri dari masyarakat
Yunani kuno yang menekankan pada upaya pengembangan pendidikan. Terkait dengan
perhatian masyarakat Yunani ini, Plato dapat dipandang sebagai
"konselor" yang telah menaruh perhatian begitu besar terhadap isuisu
moral, pendidikan, hubungan antar individu, dan teologis.
Bab ketiga berisi landasan
filosofis. Bimbingan dan konseling sesungguhnya terkait erat dengan cara pandang
para ahli tentang hakikat manusia, tujuan, clan tugas hidupnya di dunia ini,
serta kiat-kiat untuk mengembangkan dan memelihara nilainilai kemanusiaannya.
Oleh karena itu, seorang konselor harusnya memiliki pemahaman yang akurat
tentang filsafat manusia.
Bab keempat berisi landasan sosial
budaya. Pada bagian ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan bimbingan timbul
karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam
kehidupan masya-rakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya,
semakin rumit pula masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Bab kelima berisi landasan religius.
Tak dapat dipungkiri, agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka
mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat nanti. Menurut
para ahli, bahwa agama sangat berperan terhadap pencerahan diri dan kesehatan
mental individu. Dalam konteks ini, penerapan nilai-nilai agama dalam layanan
bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan.
Bab keenam (terakhir) berisi
landasan psikologis. Di sini diterangkan tentang karakteristik masing-masing
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya tidak selalu -berlangsung
secara linear. Dalam proses pendidikan, misalnya, peserta didik tidak jarang
yang mengalami stagnasi sehingga memunculkan masalah-masalah psikologis,
seperti terwujud dalam perilaku yang menyimpang. Untuk menghindari berbagai
masalah psikologis tersebut perlu diberikan bantuan yang bersifat pribadi
melalui layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan uraian rnengenai landasan
bimbingan dan konseling di atas, bahwa bimbingan dan konseling tidak melulu
diberikan kepada individu yang bermasalah. Dalam konteks pendidikan, seluruh
peserta didik mulai dari jenjang yang paling rendah hingga pendidikan tinggi
perlu mendapat bimbingan, dan konseling.
Bagi yang cerdas diarahkan sebagai
upaya ekselerasi. Untuk yang berkemampuan rata-rata dimaksudkan sebagai upaya
pengembangan. Sedangkan bagi peserta didik yang kemampuan akademiknya tergolong
terbelakang, bimbingan dan konseling diberikan sebagai perbaikan. Dari
bimbingan tersebut diharapkan peserta didik mampu mengeksplorasi dan
mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal.
Kelebihan dari buku ini adalah
memiliki cover yang menarik, menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami
sehingga cocok dibaca oleh semua kalangan. Akan tetapi penggunaan kalimat serta kata-kata yang
dipakai dalam buku ini terkesan seperti diulang-ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar