A.
PENGERTIAN
DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING
Secara
etimologi kata bimbingan dan konseling mempunyai arti menunjukkan, membimbing,
menuntun ataupun membantu. [1]
sedangkan istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advise” atau memberi saran atau nasihat.
Bimbingan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan bukan kegiatan yang seketika atau
kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana yang terarah pada pencapaian tujuan.[2]
Tujuan pemberian bimbingan adalah perkembagan optimal yang sesuai dengan
potensi dan sistem nilai tentang kehidupanyang baik dan benar. Perkembangan
optimal bukanlah semata mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang
tinggi, yang ditandai engan peguasaan pengetahuan dan ketrampilan melainkan
suatu kondisi dinamik dimana individu mampu mengenal dan memahami diri, berani
menerima kenyataan diri secara objektif, mengarahkan diri sesuai dengan
kemampuan, kesempatan dan sistem nilai dan melakukan pilihan dan mengambil
keputusan atas tanggung jawab sendiri.
Sementara itu Robinson mengartikan
konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang
yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap
dirinya sendiri dan lingkungannya.[3] Menurut
Bimo walgito konseling dan penyuluhan adalah bahwa yang diberikan kepada
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara
cara yang sesuai dengan individu untuk mencapai kehidupannya.[4]
B.
BIMBINGAN
DALAM BELAJAR (PENDIDIKAN)
Bimbingan
belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat
membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan
menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
Bimbingan di sekolah juga diartikan
sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik, yang dilakukan
secara terus menerus supaya anak didik dapat memahami dirinya sehingga sanggup
mengarahkan diri dan bertingkah laku wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Secara
lebih rinci materi pokok bimbingan belajar antara lain :
1. Pemantapan
sikap dan kebiasaaan belajar secara efektif dan efisien
2. Pengembangan
kemampuan membaca dan menuilis (meringkas) secara cepat
3. Pemantapan
penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remidial atau pengayaan
4. Pemahaman
tentang pemanfaatan hasil tekhnologi (komputer, internet dan lain lain) bagi
pengembangan ilmu pengetahuan
5. Pemanfaatan
kondisi fisik, sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan
6. Pemahaman
tentang pemanfaatan perpustakaan
7. Orientasi
belajar di perguruan tinggi (jenjang pendidikan )lebih tinggi
Sementara
itu tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki
sikap dan kebiasaan belajar yang positif
2. Memiliki
motif yang tinggi untuk belajar sepnjang hayat
3. Memiliki
ketrampilan atau teknik belajar yang efektif
4. Memiliki
ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
5. Memiliki
kesiapan mental da kemampuan untuk mengahadapi ujian
C.
FUNGSI
BIMBINGAN BELAJAR
Adapun fungsi dari Bimbingan
Belajar.
a. Pemahaman
Membantu Anak (siswa) agar
memiliki pemahamanterhadap dirinya (potensinya)
dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
dannorma agama). Berdasarkan pemahanan ini, individu diharapkan
mampumengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinyadengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
b. Preventif
Upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagaimasalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh Anak. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepadasiswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan
atau kegiatan yangmembahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan
adalah layananorientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah
yang perludiinformasikan kepada para siswa dalam mencegah terjadinya tingkah
laku yangtidak diharapkan, di antaranya: bahayanya minuman keras,
merokok, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, drop out dan pergaulan
bebas (free
sex)
c. Pengembangan
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakanlingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.Konselor dan
personel sekolah lainnya bekerja sama merumuskan danmelaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalamupaya membntu siswa
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan di sini adalah layanan informasi, tutorial, diskusikelompok, atau
curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata
d. Perbaikan (penyembuhan)
Fungsi bimbingan yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa
yangtelah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupunkarir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedical teaching.
e. Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu
individu memilihkegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor
perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
f. Adaptasi,
Fungsi membantu para pelaksana
pendidikan khususnya konselor, guru, atau dosen, untuk mengadaptasikan program
pendidikan terhadaplatar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
individu (siswa). Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor dapat
membantu para guru/dosen dalam memperlakukanindividu secara tepat, baik dalam
memilih dan menyusun materi perkuliahan,memilih metode dan proses perkuliahan,
maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan individu.
g. Penyesuaian
Fungsi bimbingan dalam membantu
individu (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama
D.
PENINGKATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR
Berikut
adalah beberapa upaya peningkatan proses belajar mengajar melalui bimbingan
belajar, yakni:
1.
Pengenalan
kesulitan belajar individu (bersifat psikologis)
Melalui
kegiatan layanan bimbingan belajar, individu diperkenalkan dengan berbagai
kesulitan belajar secara psikologis, seperti:
a. Keterlambatan
akademik
b. Kecepatan
dalam belajar
c. Masalah
kecerdasan
d. Kurangnya
motivasi dalam belajar
e. Kebiasaan
yang buruk dalam belajar
f. Mental
emosional yang kurang sehat
2.
Pengungkapan
masalah atau kesulitan belajar individu
Guna
mengetahui kesulitan belajar individu lebih awal, konselor dapat
mengidentifikasi melalui prosedur, pengamatan, analisis hasil belajar, himpunan
data, tes intelegensi, bakat, minat atau wawancara dengan individu untk
kemudian didiskusikan dengan pihak yang terkait.
3.
Bantuan
pemecahan kesulitan belajar individu[5]
Konselor
memberikan bantuan berupa bimbingan solusi dan saran yang sesuai denag
kesulitan belajar individu.
[1] Hallen
A, Bimbingan
dan Konseling (Jakarta : Ciputat Pres, 2002), hal. 3.
[2]
Yusuf Syamsu, Landasan bimbingan dan
konseling,(Bandung : Remaja Rosydakarya, 2010), hal. 6.
[3] Ibid,
hal. 7
[4] Bimo
Walgito, bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Yogyakarta : Andi Offset, 1993),
hal. 5.
[5] Abidin,
Zainal. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. (Yogyakarta: Grafindo Litera
Media, 2010). Hal. 54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar