Kamis, 13 Juni 2013

METODE MEMAHAMI AGAMA ISLAM (MUKTI ALI)

METODE MEMAHAMI AGAMA ISLAM 
(MUKTI ALI)

Metode memiliki peranan penting dalam mempelajari agama termasuk Islam. Agama Islam perlu dikaji secara komprehensif dan tidak secara parsial.  Dalam hal ini mukti Ali menyatakan bahwa pendekatan terhadap agama islam masih sangat pincang. Ahli-ahli ilmu pengetahuan, termasuk dalam hal ini para orientalis, mendekati islam dengan metode ilmiah saja. Akibatnya, penelitiannya itu menarik tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti secara utuh. Yang mereka ketahui hanya segi-segi luar dari islam saja. Sebaliknya para ulama’ kita sudah terbiasa memahami islam dengan doktriner dan dogmatis, yang sama sekali tidak dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang hidup didalam masarakat. Akibatnya, penafsirannya itu tidak dapat diterapkan didalam masyarakat. Inilah sebabnya orang lalu mmempunyai kesan bahwa islam sudah ketinggalan zaman dan tidak sejalan dengan pembangunan. Berkenaan dengan ini, Mukti ali mengajukan beberapa metode tentang memahami ajaran islam:
a.  Metode Sintesis, yaitu mempelajari Islam dengan menggabungkan antara pemahaman Islam dengan pendekatan atau metode ilmiah.
b.     Metode Tipologi, yaitu memahami Islam berdasarkan topik atau tema tertentu kemudian dibandingkan dengan agama lain dengan tema atau topik sejenis. Adapun yang dibandingkan adalah :
1)     ketuhanan, sesuatu yang disembah oleh para pengikut agama
Orang Islam harus mengetahui siapa Tuhannya (Allah). Agar supaya kita mengenal betul tentang  Tuhan maka kita harus kembali kepada Al Qur’an dan Hadits juga dari keterangan-keterangan pemikir Muslim dalam bidang tersebut. Lalu membandingkan konsep tentang Allah itu terhadap tuhan agama lain seperti Yahweh, Zeus, Baal dan lain sebagainya. Tentu akan terdapat perbedaan dan akan semakin meyakinkan akan keesaan Allah, karena Allah adalah Tuhan yang sebenarnya.
2)     kitab suci, dasar peraturan yang diterangkan oleh agama
Orang Islam harus mengetahui dan memahami Al Qur’an, apa yang dibahas, dan seluruh seluk beluk didalamnya. Kemudian membandingkannya dengan kitab lain seperti Zabur, Injil, Taurat, Veda, Avesta dan lain-lain.
3)     kenabian, orang yang membawa ajaran agama itu
Tingkat ketiga orang Islam harus mempelajarii kepribadian Muhammad Ibn Abdullah. Untuk memahaminya perlu pendekatan terutama historis. Orang islam  harus tahu peranan Nabi Muhammad dalam berbagai permasalahan dunia. Aspek yang kita pelajari dari Nabi adalah aspek kemanusiaan dan aspek kenabiannya.  Lalu dibandingkan dengan pendiripendiri agama lain seperti Musa, Isa, Zoroaster dan Budha.
4)     keadaan sekitar waktu munculnya Nabi dari tiap agama dan orang-orang yang didakwahi.
5)     Individu-individu yang terpilih yang dihasilkan oleh agama itu.
Dalam hal ini orang muslim memilih beberapa pilihan orang-orang yang dianggap sebagai produk sejati dari agama Islam. Dalam pemilihannya dapat mewakili corak dan tingkatan yang terdapat di masyarakat,  seperti Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib, Khadijah, Bilal bin Rabbah dan lain-lain.
Abu Bakar mewakili kalangan bangsawan, Khadijah mewakili kaum wanita, Ali Bin Abu Thalib mewakili kaum pemuda dan Bilal mewakili kaum budak.

D.    Pentingnya Memahami Islam Secara Kontekstual
Islam adalah agama yang tidak memberatkan umatnya. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal ini. Ajaran Islam selalu relevan disepanjang zaman. Oleh karena itu, maka diperlukan pemahaman islam secara kontekstual. Islam kontekstual adalah Islam yang dipahami sesuai dengan situasi dan kondisi dimana Islam itu dikembangkan.
Adanya Islam kontekstual didasarkan pada latar belakang sejarah ketika  Islam diturunkan, sebagaimana diturunkannya al-Qur’an. Al-qur’an yang diturunkan selama tiga belas tahun di Makkah (Surat Makkiyyah) misalnya, berbeda dengan al-Qur’an yang diturunkan selama sepuluh tahun di Madinah (Surat Madaniyah). terjadinya perbedaan corak dan isi tersebut disebabkan antara lain karena perbedaan sasaran, tantangan, dan masalah yang dihadapi di dua daerah tersebut.
Bentuk Paham Islam Kontekstual yaitu dengan memahami konteks sosial dalam memahami ajaran Islam atau dalam mengajarkan ajaran Islam. Memahami konteks sosial dalam memahami ajaran Islam  dapat menyebabkan akan terhindar dari pemahaman yang sesat tentang Islam.  Sedangkan memahami koteks sosial dalam mengajarkan ajaran Islam akan menyebabkan dipilihnya metode dan pendekatan yang tepat dalam menyampaikannya.
Pendekatan Islam Kontekstual dalam memahami Islam memiliki berbagai sisi positif. Pertama, dapat menghindari dari pemahaman Isalam yang sesat atau sekehendak ornag yang memahaminya. Kedua, membawa orang untuk mengikuti kehendak agama, bukan sebaliknya. ketiga,memungkinkan ajaran Islam berlaku sepanjang zaman. Keempat,memungkinkan ajaran Islam dapat diterima oleh seluruh lapisan sosial. Kelima, memungkinkan Islam memberikan respons yang tepat terhadap berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat.

1 komentar: