Jumat, 14 Juni 2013

HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT


A.  Jenis-Jenis Humas Pendidikan
Hubungan kerja sama lembaga pendidikan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yaitu:[1]
1)     Hubungan Edukatif
Hubungan edukatif disini ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orangtua di keluarga. Adanya hubungan ii dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibtkan keragu-guan pendirian dan sikap pada diri anak atau murid. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan orangtua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada anak-anak mereka.
2)     Hubungan Kultural
Hubugan kultural yang dimaksud adalah usaha antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah tersebut berada. Diharapkan sekolah menjadi titik pusat dari sumber tempat terpencarnya norma-norma kehidupan (norma agama, etika dan estetika).
3)     Hubungan Institusional
Hubungan institusional yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi lain, baik swasta maupun pemerintah. Seperti hubungan kerjasama ekolah dengn sekolah lain, engan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan perikanan dan peternakan, dengan peruhaan-perusahan egara atau swasta yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya
B.  Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:[2]
a.      Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat. Bentuk hubungan ini bisa individual maupun organisatoris.
1)     Secara individual
a)     Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan masalah anaknya.
b)     Secara sukarela orang tua datang ke sekolah menyampaikan saran-saran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah.
2)     Secara organisasi melalui BP3
Organisasi ini akn lebih efektif bila sekolah mampu menggereakkan dan “memanfaatkan” potensi yang ada di kalangan orang tua
b.     Hubungan sekolah dengan alumni
Dari para alumni, sekolah memperoleh masukan tengtang kekurangan sekolah yang perlu dibenahi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Melalui alumni juga dapat dihimpun dana bagi peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan maupun perbaikan pembangunan sekolah. Bahkan mengundang para alumni itu sendiri untuk menyampaikan pengalaman keberhasilannya untuk motivasi atau menularkan pengetahuannya untuk penyegaran dan tambahan wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para guru dan warga sekolah lainnya.
c.      Hubungan dengan dunia usaha/dunia kerja
Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan konseling.
Pelaksanaannya:
1)     Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah
2)     Mengirim para anak didik ke dunia usaha/dunia kerja.
d.     Hubungan dengan instansi lain
1)     Hubungan dengan sekolah lain, dapat melalui MGMP, MGP, K3M, dll.
2)     Hubungan dengan lembaga/badan-badan pemerintahan swasta
C.  Pola Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Manajemen Humas)
Manajemen humas adalah proses penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Proses manajemen humas biasa dilakukan oleh seorang praktisi dalam kegiatan humas.
Tahapan-tahapan dalam manajemen humas merupakan proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Perencanaan (planning) mencakup penerapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, serta pembuatan rencana dan prediksi akan apa yang akan terjadi. Perencanaan program humas tentu tidak lepas dari perencanaan program kerja secara keseluruhan. Langkah-langkah dalam perencanaan:
a.      Identifikasi masalah
b.     Perumusan masalah
c.      Perumusan tujuan
d.     Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah
e.      Identifikasi sumber penunjang/hambatan
f.      Penyusunan program
g.     Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahun pelajaran
  1. Pengorganisasian (organizing) mencakup pengaturan anggota dan sumber daya yang dibutuhkan dan pemantauan kinerja karyawan.
a.      Mengukuhkan atau memilih pengurus baru BP3, alumni dan panitia (sesuai tuntutan).
b.     Menjelaskan uraian tugas dan kerangka organisasi sehingga jelas siapa menangani apa bertanggung jawab kepada siapa. Kaitan tugas dan wewenangnya bagaimana dan sebagainya.
c.      Menyusun program kegiatan.
  1. Pelaksanaan (actuating) merupakan tindakan menjalankan program sesuai dengan rencana yang telah dibuat
a.      Menyampaikan rencana di atas kepada orang tua siswa melalui rapat berturut-turut, pengurus BP3, perwakilan orang tua siswa tiap kelas, maupun dalam rapat pleno waktunya akhir Juli sampa awal agustus.
b.     Mengundang para alumni melalui pengurusnya untuk halyang sama. Jika belum ada pengurusnya, diusahakan membentuknya. Waktunya juga Agustus.
c.      Mengumpulkan orang tua siswa tertentu tadi dan beberapa tokoh masyarakat juga untuk maksud yang sama.
  1. Laporan/awal tahun pelajaran
a.      Setiap semester dibuat laporan terinci dan disampaikan kepada anggota.
b.     Laporan/awal tahun pelajaran
Melalui pengawasan dan laporan ini akan dapat diukur pelaksanaan (implementasi) program tadi. Kriteria keberhasilan seperti: jumlah yang diterima pada sekolah yang disenangi atau unggulan meningkat, kerjasama dengan para orang tua bertambah baik dapat dipakai sebagai pengukur keberhasilan. Kemudian hasil tersebut digunakan sebagai feedback untuk menyusun program berikutnya.


[1] Ngalim Purwanto,  Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 193
[2]Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, hal. 362 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar