PERKEMBANGAN RASA AGAMA PADA ANAK
Pada
usia anak perkembangan rasa agama dan implikasi pendidikan sangat penting
karena ditujukan untuk membentuk hati
nurani pada diri seorang anak. Pada usia anak dibagi menjadi dua fase,
meliputi:
a.
Fase
Awal (0-6 tahun)
Pada
fase awal (0-6 tahun) anak dikenalkan
dengan pewarnaan dasar rasa agama. Hal ini membutuhkan pertimbangan dasar, yang
meliputi:
Ø
Kognisi
Indrawi,
yakni pada usia 0-6 tahun anak cenderung menangkap hal-hal yang ada pada
lingkungan sekitar secara langsung atau melalui perantara dengan alat indera
mereka, misalnya indera pendengaran, penglihatan dan lain-lain. Hal-hal yang
dimaksud disini berkaitan dengan ketuhanan. Bersifat Intuitif serta Fantasi
(rasa kesenangan).
Ø Rasa Bertuhan, yakni:
Fairy-tale
Stage:
Pada fase ini
anak dipengaruhi oleh daya fantasi dan emosinya daripada sifat rasional dalam
memahami tentang Tuhan, sehingga anak mampu mengembangkan rasa kecintaan dan
ketaatan serta ke-maha-an
sifat-sifat Tuhan terutama dikaitkan dengan masalah yang dekat dengan kehidupan
anak.
Ø Karakter
Rasa Agama, dibagi menjadi tiga aspek, yakni:
v Ideas Accepted on
Authority
Semua
pengetahuan yang dimiliki anak datang dari luar dirinya terutama dari orang
tuanya.
Nilai-nilai agama yang diberikan oleh orang tuanya dengan sendirinya
akan terekam dan
melekat pada anak sehingga orang tua mempunyai otoritas yang
kuat untuk membentuk
religiusitas anak.
v Unreflective
Pengetahuan yang
masuk pada usia awal dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan,
terutama yang
dikemas dalam bentuk cerita. Oleh karena itu konsep tentang nilai-nilai
keagamaan dapat sebanyak mungkin diberikan pada usia anak dan sebaiknya
disampaikan
dalam bentuk cerita.
v Imitative
Dalam
berperilaku sehari-hari anak menirukan apa yang terserap dari lingkungan. Peran
dari
orang-orang terdekatnya, terutama orang tua dan anggota keluarga yang lain
menjadi sangat
penting untuk memperkuat aktivitas anak dalam berperilaku
keagamaan dalam lingkungan
beragama
b. Fase
Awal (6-12 tahun)
Pada fase awal
(6-12 tahun) anak mulai dikuatkan rasa agamanya. Hal ini membutuhkan
pertimbangan dasar, meliputi:
Ø
Kognisi
Pada masa ini rasa
keingintahuan anak sangat kuat sehingga anak cenderung banyak
bertanya mengenai
hal-hal yang baru menurut mereka. Hal-hal yang ditanyakan biasanya
masih
bersifat konkrit (berfikir secara sederhana) dan masih mambutuhkan pembinaan.
Kemudian cenderung dogmatis dan masa ini anak juga memiliki sifat realistik
(mampu berfikir
tentang hal-hal yang real, nyata dan sesuai fakta) serta
cenderung berfikir secara harfiah
(literal), yakni belum mampu mengembangkan
apa makna dan tujuan dari suatu hal.
Ø
Rasa Bertuhan, yakni:
Realistic Stage
(harfiah):
Pada fase ini
anak mampu memahami konsep ketuhanan secara realistik dan konkrit
(hubungan
sebab akibat), sehingga terbentuk
kecintaan dan keyakinan anak terhadap
Tuhan.
Ø Karakter
Rasa Agama, yakni:
v Egocentric
Mulai usia
sekitar satu tahun pada anak terkembang kesadaran tentang keberadaan dirinya.
Mengenai masalah keagamaan, pemahaman religiusitas anak juga didasarkan pada
kepentingan dirinya.
v Anthropomorphic
Dalam hal
ketuhanan maka anak mengkaitkan sifat-sifat Tuhan dengan sifat manusia.
Lingkungan anak yang pertama adalah manusia, oleh karena itu dalam pengenalan
sifat-sifat
Tuhan sebaiknya ditekankan pada perbedaan sifat antara manusia dan
Tuhan.
v Verbalized dan
Retualistic
Anak sekedar
meniru dan melakukan apa yang dilakukan dan diajarkan orang dewasa, oleh
karena
itu pendidikan agama perlu menekankan pembiasaan perilaku dan pembentukan
minat
untuk melakukan perilaku keagamaan.
v Spontaneous in Some
Respect
Dalam
berperilaku keagamaan muncul perhatian secara spontan terhadap masalah agama
yang bersifat abstrak, misalnya surga, neraka, tempat Tuhan berada atau
lainnya.
v Wodering
Kejadian
sehari-hari yang dianggap biasa oleh orang dewasa dapat menjadi sesuatu yang
menakjubkan hingga mengenal tentang Tuhan, misalnya keramaian lalu lintas,
susunan kaleng
warna warni di toko, rasa takjub pada ciptaan Tuhan dan lainnya.
Pada anak rasa takjub ini
dapat menimbulkan ketertarikan pada cerita keagamaan,
misalnya mukjizat para Nabi, cerita
kehebatan para sahabat dan lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar