MANAJEMEN HUMAS
A.
Tinjauan
tentang Humas
Istilah Hubungan
Masyarakat (Humas) dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerika Serikat ialah
Thomas Jefferson tahun 1807. Akan tetapi, apa yang dimaksudkan pada waktu itu
dengan istilah public relations adalah dihubungkan dengan foreign
relations.[1]
Hingga saat ini
pengertian Humas belum ada keseragaman pendapat dari para ahli, berikut
pendapat beberapa ahli tentang pengertian Humas:
1.
Menurut
Ibnoe Syamsi, humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela.[2]
2.
Menurut
Drs. SK. Bonar, hubungan masyarakat menjalankan usahanya untuk mencapai
hubungan yang harmonis antara sesuatu badan organisasi dengan masyarakat
sekelilingnya.[3]
3.
Menurut
Oemi Abdurrachman M.A. hubungan masyarakat adalah menumbuhkan hubungan baik
antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan pengertian dan kemauan baik (good will) publiknya serta
memperoleh opini publik yang menguntungkan (atau untuk menciptakan kerjasama
berdasarkan hubungan yang baik dengan publik).[4]
Dari definisi di
atas dapat diambil pokok pikiran bahwa:[5]
1.
Humas
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will,
kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik.
2.
Sasaran
humas adalah menciptakan opini publik yang favorable, menguntungkan
semua pihak (lembaga pendidikan dan masyarakat).
3.
Humas
merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang
spesifik dari organisasi lembaga pendidikan.
4.
Humas
adalah usaha untuk mencapai hubungan yang harmonis antara satu sekolah dengan
masyarrakat melalui satu proses komunikasi timbal balik atau dua arah.
Hubungan dengan masyarakat menjadi salah satu bidang garapan yang dewasa
ini banyak diberdayakan. Adapun tugas pokok bidang Humas antara lain:[6]
1.
Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada
masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2.
Membantu
pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3.
Membantu
pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan yang akan disampaikan
atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4.
Membantu
pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang
berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat (public service) sebagai
akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar.
B. Humas di Lingkungan Sekolah
Humas Pendidikan
umumnya disebut dengan istilah Komunikasi Pendidikan. Disini tentu saja
pengertiannya berbeda. Humas Pendidikan menekankan hubungan sedangkan
Komunikasi Pendidikan lebih menekankan pada bentuk hubungan penyampain
informasi. Namun demikian, dalam pembahasan ini boleh diartikan sama sekedar
untuk memudahkan pembatasan permasalahan.[7]
Model manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan seluruh proses kegiatan sekolah yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja dan sungguh sungguh, serta pembinaan secara kontinyu untuk
mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat yang
berkepentingan langsung dengan sekolah.[8]
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi dengan
tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik
pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah. Hubungan dengan masyarakat
yang juga disebut public relations adalah sebuah proses penetapan
kebijakan, pelayanan serta tindakan-tindakan nyata berupa kegiatan yang
melibatkan orang banyak agar orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut
memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
tersebut.
Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari masyarakat, seperti para orang tua yang tergabung dalam badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) dan atasan langsung. Demikian hasil
pendidikan yang berupa lulusan akan menjadi harapan dan dambaan mayarakat.
Pendidikan sebagai lembaga sosial akan semakin
lancar dan berhasil dan lancar dalam melaksanakan tugasnya, serta memperoleh
simpati dari masyarakat jika dapat menjalin hubungan yang akrab dan serasi,
dengan masyarakat dan lingkungan, melalui manajemen pengembangan hubungan
sekolah dengan masyarakat.[9]
Apabila asas-asas tau prinsip-prinsip dari public relations dilaksanakan
oleh sekolah dalam rangka pembinaan kehidupan sekolah, maka kegiatan public
relations sekolah memperoleh sebutan tersendiri yang lebih dikenal dengan
publisitas sekolah. Sesuai dengan pengertian public relations yang mana
dapat dibedakan antara eksternal dan internal public relations maka
kegiatan publisitas sekolah pun tidak hanya ditujukan kepada publik di luar
sekolah, tapi ditujukan pula kepada publik dalam lingkungan sekolah sendiri
yaitu kepada para guru, pegawai sekolah, dan seluruh murid.[10]
Kegiatan humas di sekolah disebutkan sebagai komunikasi intern dan
komunikasi ekstern. Dalam komunikasi intern terjadi hubungan antara
unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pegawai, dan siswa. Sedangkan
komunikasi ekstern mengutamakan hubungan sekolah dengan orang tua murid yang
tergabung dalam organisasi BP3 (Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) dan
komunikasi dengan masyarakat pada umumnya.[11]
Sekolah hidup di tengah masyarakat, melayani masyarakat dan dihidupi
masyarakat. Sebaliknya masyarakat mengambil manfaat berupa output sekolah,
berupa tenaga lulusan yang memiliki kualifikasi tertentu. Sekolah dan
masyarakat adalah partner yang seharusnya mampu menjalin interaksi saling
menguntungkan. Sekolah harus mampu menampung aspirasi masyarakat karena
masyarakatlah pemasok sekaligus pemakai output sekolah. Kerja sama yang baik
antara sekolah dan masyarakat akan menguntungkan keduanya. Sekolah semakin
eksis berkat dukungan masyarakat, dan masyarakat memetik manfaat berupa output
berkualitas.
Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan
dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan
sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan yang baik dan
kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui
dan memiliki gambaran yang jelas mengenai sekolah yang bersangkutan. Gambaran
dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan melalui laporan kepada orang tua
murid, buletin bulanan, penerbiatan surat kabar, pameran sekolah, open house,
kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh tenaga
kependidikan sekolah, raddio dan televisi serta laporan tahunan.
Ada hubungan saling memberi dan
saling menerima antara lembaga pendidikan dan masyarakat sekitarnya. Lembaga
pendidikan merealisasikan apa yang dicita citakan oleh masyarakat tentang
pengembangan putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa/mahasiswa
yang mampu membina sendiri putra putra mereka untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara total, integratif dan optimal seperti yang dicita citakan
oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil
alih tugas ini. [12]
Disamping layanan terhadap
masyarakat berupa pendidikan dan pengajaran terhadap putra-putra warga
masyarakat, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaharu
atau mercu penerang bagi masyarakat. Lembaga pendidikan sesungguhnya
melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat, yaitu memberi layanan dan
sebagai agen pembaharu atau penerang, yang oleh Stoop disebut sebgai fungsi
layanan dan fungsi pemimpin. Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani
kebutuhan mayarakat, dan disebut fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat
disertai dengan penemuan penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.[13]
Dengan mengadakan kontak hubungan
dengan masyarakat memudahkan organisasi pendidikan itu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi lingkungannya. Lembaga pendiikan lebih menempatkan dirinya
di masyarakat dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari milik mayarakat.
Lembaga pendidikan dapat mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya.
Perubahan masyarakat mengharuskan pula perubahan pada lembaga pendidikan.sebagi
lembaga yang berfungsi sebagai agen pembaharuan terhadap masyarakatnya, lembaga
pendidikan hendaknya selalu mengikut sertakan masyarakat agar pekerjaannya
menjadi lebih efektif.
Setiap aktivitas pendidikan,
terutama yang bersifat inovatif, sepatutnya dikomunikasikan terlebih dahulu
kepada warga masyarakat atau para orang tua. Agar mereka sebagai salah satu
penanggungjawab lembaga tahu dan memahami, mengapa aktivitas tersebut diadakan.
Pemahaman ini akan menghindarkan suasana tegang pada lingkungan belajar, yaitu
lembaga penididikan dan masyarakat sekitarnya. Seperti dilakukan oleh beberapa
sekolah dalam menentukan besar sumbangan dalam pembangunan gedung, selalu di
dahului oleh komunikasi oleh kepala sekolah dengan para orang tua siswa
disertai dengan deskripsi kegunaannya.
Partisipasi orang tua merupakan keterliibatan secara
nyata dalam suatau kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan, kritik
membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.
Dari berbagai sumber dapat dikemukakan bahwa peran paling penting dan
efektif dari orang tua adalah menyediakan lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.
Beberapa hal yang dapat disarankan kepala sekolah terhadap orang tua
untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah anatara lain:[14]
1. Menciptaka
budaya belajar di rumah
2. Memprioritaskan
tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah
3. Mendorong
anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah
4. Memberi
kesemppatan pada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas
yang menunjang kegiatan belajar
5. Menciptakan
suasana yang demokratis di rumah
6. Memahami
apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan
potensi anakanya
7. Menyediakan
sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan
sekolah
Untuk merealisasikan dan mendorong partisipasi orang
tua dalam kegiatan sekolah, kepala sekolah harus melakukan hal-hal berikut:[15]
1. Mengidentifikasi
kebutuhan sekolah dan partisipasi orang tua dalam program dan kegiatan sekolah.
2. Menyusun
tugas tugas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua secara fleksibel
3. Membantu
guru dalam mengembangkan program pelibatan orang tua dalam berbagai aktivitas
sekolahdan pembelajaran
4. Menginformasikan
secara luas program sekolah dan membuka peluang bagi orang tua untuk melibatkan
diri dalam program tersebut
5. Mengundang
orang tua untuk menjadi relawan dalam berbagi aktivitas sekolah
6. Memberi
penghargaan secara proporsional dan profesional terhadap keterlibatan orang
tua dalam berbagai program dan kegiatan
sekolah
Secara terinci manfaat hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah sebagai berikut:[16]
Bagi Lembaga
Pendidikan
|
Bagi
Masyarakat
|
1.
Memperbesar
dorongan mawas diri
2.
Memudahkan
memperbaiki pendidikan
3.
Memperbesar
usaha mening katkan profesi mengajar
4.
Konsep
masyarakat tentang guru atau dosen menjadi benar
5.
Mendapat
koreksi dari ke- lompok masyarakat
6.
Mendapat
dukungan moral dari masyarakat
7.
Memudahkan
meminta bantuan dan material dari masyarakat
8.
Memudahkan
pemakaian media pendidikan di masyarakat
9.
Memudahkan
pemanfaatan narasumber
|
1.
Tahu hal-hal
persekolahan dan inovasinya
2.
Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tentang pen didikan lebih mudah diwujudkan
3.
Menyalurkan
kebutuhan ber partisipasi dalam pen didikan
4.
Melakukan
usul terhadap lembaga pendidikan.
|
Tujuan pokok bidang kehumasan adalah menjalin hubungan
harmonis sekolah dengan masyarakat. Mengenai
tujuan hubungan sekolah dan masyarakat (orang tua murid), Leslie merumuskan
tujuan organisasi perkumpulan antara guru dan masyarakat (orang tua murid),
adalah sebagai berikut:
a)
Untuk mengembangkan
pengertian masyarakat (orang tua murid) tentang tujuan dan kegiatan pendidikan
di sekolah.
b)
Untuk memperlihatkan bahwa
rumah dan sekolah bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan anak
disekolah.
c)
Untuk membari fasilitas
pertukaran informasi antara orang tua dan guru yang kemudian mempunyai dampak
terhadap pemecahan pendidikan anak.
d)
Perolehan opini masyarakat
tentang sekolah dijadikan perencanaan untuk pertemuan dengan orang tua dalam
rangka untuk kebutuhan murid-murid.
e)
Untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan pribadi anak.
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan
dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[17]
Bentuk konkret hubungan sekolah dengan masyarakat
adalah dengan terbentuknya Komite Sekolah atau Dewan Sekolah. Komite Sekolah
beranggotakan para orangtua peserta didik ditambah dengan para praktisi dan
pakar pendidikan serta tokoh masyarakat lainnya. Komite Sekolah berperan ikut
memikirkan, memberi masukan dan membantu memajukan sekolah dengan segala
aspeknya. Hal-hal yang dapat dipikirkan oleh Komite Sekolah berkaitan dengan:
kualitas lulusan, kelengkapan sarana prasarana, inovasi pembelajara dan hal-hal
yang berkaitan dengan praktek kerja nyata. Kecuali itu melalui Komite Sekolah,
sekolah dapat ikut berperan aktif dalam pengabdian masyarakat berupa kerja
bakti, penyediaan sarana kepentingan umum, kerja sama bidang keagamaan dan
lain-lain. Singkatnya, masyarakat dan sekolah adalah partner yang harus saling
membangun dan saling menguntungkan. Sekolah yang berhasil adalah sekolah yang
dipercaya masyarakat, inilah prinsip akuntabilitas dalam Manajemen Berbasis
Sekolah..
Sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam
berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya:[18]
1. Sekolah
dengan masyarakat merupakan suatu keutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan
dan pembinaan pribadi peserta didik
2. Sekolah
dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat,
bukan saja dalam melakukan pembaharuan tetapi juga dalam menerima berbagai
konsekuensi dan dampaknya serta mencari alternatif pemecahannya
3. Sekolah
dengan masyarakat sekiitar memiliki andil ddan mengambil bagian serta bantuan
dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagi potensi secara optimal
sesuai dengan harapan peserta didik
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh kepala
sekolah dan tenaga kependidikan untuk menggalang partisipasai masyarakat yaitu:[19]
1. Melibatkan
masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan sekolah yang bersifat sosial
kemasyarakatan
2. Mengidentifikasi
tokoh masyarakatyaitu orang orang yang mampu mempengaruhi masyarakat pada
umumya. Tokoh tersebut dihubungi, diajak, untuk kompromi, konsultasi dan
diminta bantuan untuk menarik masyarakat berpartisiapasi dalm program dan
kegiatan sekolah
3. Melibatkan
tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai progra dan kegiatan sekolah sesuai
dengan minatnya.
4. Memilih
waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan kondisi dan
perkembangan masyarakat
[1] Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 143
[2]B.
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rrineka Cipta,
2004), hal. 155
[5] Ibid,
hal. 144-145
[6]B.Suryosubroto,
hal. 157
[7] Suharsimi
Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya
Media, 2008), hal. 353
[8] E. Mulyasa, Menjadi
Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal 164
[10] B.
Suryosubroto, hal. 161
[11] Ibid, hal
162
[12] Made Pidarta, Manajemen
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal. 193
[13] Ibid
[14] E. Mulyasa,
hal. 167
[18] E. Mulyasa,
hal.172
[19] Ibid, hal.173
Tidak ada komentar:
Posting Komentar