Jumat, 14 Juni 2013


MANAJEMEN HUMAS
A.      Tinjauan tentang Humas
Istilah Hubungan Masyarakat (Humas) dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerika Serikat ialah Thomas Jefferson tahun 1807. Akan tetapi, apa yang dimaksudkan pada waktu itu dengan istilah public relations adalah dihubungkan dengan foreign relations.[1]
Hingga saat ini pengertian Humas belum ada keseragaman pendapat dari para ahli, berikut pendapat beberapa ahli tentang pengertian Humas:
1.   Menurut Ibnoe Syamsi, humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela.[2]
2.   Menurut Drs. SK. Bonar, hubungan masyarakat menjalankan usahanya untuk mencapai hubungan yang harmonis antara sesuatu badan organisasi dengan masyarakat sekelilingnya.[3]
3.   Menurut Oemi Abdurrachman M.A. hubungan masyarakat adalah menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pengertian dan kemauan baik (good will) publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang baik dengan publik).[4]
Dari definisi di atas dapat diambil pokok pikiran bahwa:[5]
1.   Humas merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik.
2.   Sasaran humas adalah menciptakan opini publik yang favorable, menguntungkan semua pihak (lembaga pendidikan dan masyarakat).
3.   Humas merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi lembaga pendidikan.
4.   Humas adalah usaha untuk mencapai hubungan yang harmonis antara satu sekolah dengan masyarrakat melalui satu proses komunikasi timbal balik atau dua arah.
Hubungan dengan masyarakat menjadi salah satu bidang garapan yang dewasa ini banyak diberdayakan. Adapun tugas pokok bidang Humas antara lain:[6]
1.     Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2.     Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3.     Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4.     Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat (public service) sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar.
B.  Humas di Lingkungan Sekolah
Humas Pendidikan umumnya disebut dengan istilah Komunikasi Pendidikan. Disini tentu saja pengertiannya berbeda. Humas Pendidikan menekankan hubungan sedangkan Komunikasi Pendidikan lebih menekankan pada bentuk hubungan penyampain informasi. Namun demikian, dalam pembahasan ini boleh diartikan sama sekedar untuk memudahkan pembatasan permasalahan.[7]
Model manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh sungguh, serta pembinaan secara kontinyu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah.[8]
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah. Hubungan dengan masyarakat yang juga disebut public relations adalah sebuah proses penetapan kebijakan, pelayanan serta tindakan-tindakan nyata berupa kegiatan yang melibatkan orang banyak agar orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tersebut.
Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, seperti para orang tua yang tergabung dalam badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) dan atasan langsung. Demikian hasil pendidikan yang berupa lulusan akan menjadi harapan dan dambaan mayarakat.
Pendidikan sebagai lembaga sosial akan semakin lancar dan berhasil dan lancar dalam melaksanakan tugasnya, serta memperoleh simpati dari masyarakat jika dapat menjalin hubungan yang akrab dan serasi, dengan masyarakat dan lingkungan, melalui manajemen pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat.[9]
Apabila asas-asas tau prinsip-prinsip dari public relations dilaksanakan oleh sekolah dalam rangka pembinaan kehidupan sekolah, maka kegiatan public relations sekolah memperoleh sebutan tersendiri yang lebih dikenal dengan publisitas sekolah. Sesuai dengan pengertian public relations yang mana dapat dibedakan antara eksternal dan internal public relations maka kegiatan publisitas sekolah pun tidak hanya ditujukan kepada publik di luar sekolah, tapi ditujukan pula kepada publik dalam lingkungan sekolah sendiri yaitu kepada para guru, pegawai sekolah, dan seluruh murid.[10]
Kegiatan humas di sekolah disebutkan sebagai komunikasi intern dan komunikasi ekstern. Dalam komunikasi intern terjadi hubungan antara unsur-unsur: kepala sekolah, guru-guru, pegawai, dan siswa. Sedangkan komunikasi ekstern mengutamakan hubungan sekolah dengan orang tua murid yang tergabung dalam organisasi BP3 (Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) dan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya.[11]
Sekolah hidup di tengah masyarakat, melayani masyarakat dan dihidupi masyarakat. Sebaliknya masyarakat mengambil manfaat berupa output sekolah, berupa tenaga lulusan yang memiliki kualifikasi tertentu. Sekolah dan masyarakat adalah partner yang seharusnya mampu menjalin interaksi saling menguntungkan. Sekolah harus mampu menampung aspirasi masyarakat karena masyarakatlah pemasok sekaligus pemakai output sekolah. Kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat akan menguntungkan keduanya. Sekolah semakin eksis berkat dukungan masyarakat, dan masyarakat memetik manfaat berupa output berkualitas.
Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan yang baik dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas mengenai sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbiatan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh tenaga kependidikan sekolah, raddio dan televisi serta laporan tahunan.
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasikan apa yang dicita citakan oleh masyarakat tentang pengembangan putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa/mahasiswa yang mampu membina sendiri putra putra mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara total, integratif dan optimal seperti yang dicita citakan oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. [12]
Disamping layanan terhadap masyarakat berupa pendidikan dan pengajaran terhadap putra-putra warga masyarakat, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaharu atau mercu penerang bagi masyarakat. Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat, yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharu atau penerang, yang oleh Stoop disebut sebgai fungsi layanan dan fungsi pemimpin. Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan mayarakat, dan disebut fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai dengan penemuan penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.[13]
Dengan mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat memudahkan organisasi pendidikan itu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungannya. Lembaga pendiikan lebih menempatkan dirinya di masyarakat dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari milik mayarakat. Lembaga pendidikan dapat mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya. Perubahan masyarakat mengharuskan pula perubahan pada lembaga pendidikan.sebagi lembaga yang berfungsi sebagai agen pembaharuan terhadap masyarakatnya, lembaga pendidikan hendaknya selalu mengikut sertakan masyarakat agar pekerjaannya menjadi lebih efektif.
Setiap aktivitas pendidikan, terutama yang bersifat inovatif, sepatutnya dikomunikasikan terlebih dahulu kepada warga masyarakat atau para orang tua. Agar mereka sebagai salah satu penanggungjawab lembaga tahu dan memahami, mengapa aktivitas tersebut diadakan. Pemahaman ini akan menghindarkan suasana tegang pada lingkungan belajar, yaitu lembaga penididikan dan masyarakat sekitarnya. Seperti dilakukan oleh beberapa sekolah dalam menentukan besar sumbangan dalam pembangunan gedung, selalu di dahului oleh komunikasi oleh kepala sekolah dengan para orang tua siswa disertai dengan deskripsi kegunaannya.
Partisipasi orang tua merupakan keterliibatan secara nyata dalam suatau kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.  Dari berbagai sumber dapat dikemukakan bahwa peran paling penting dan efektif dari orang tua adalah menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.
Beberapa hal yang dapat  disarankan kepala sekolah terhadap orang tua untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah anatara lain:[14]
1.     Menciptaka budaya belajar di rumah
2.     Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah
3.     Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah
4.     Memberi kesemppatan pada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar
5.     Menciptakan suasana yang demokratis di rumah
6.     Memahami apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan potensi anakanya
7.     Menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah
Untuk merealisasikan dan mendorong partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah, kepala sekolah harus melakukan hal-hal berikut:[15]
1.     Mengidentifikasi kebutuhan sekolah dan partisipasi orang tua dalam program dan kegiatan sekolah.
2.     Menyusun tugas tugas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua secara fleksibel
3.     Membantu guru dalam mengembangkan program pelibatan orang tua dalam berbagai aktivitas sekolahdan pembelajaran
4.     Menginformasikan secara luas program sekolah dan membuka peluang bagi orang tua untuk melibatkan diri dalam program tersebut
5.     Mengundang orang tua untuk menjadi relawan dalam berbagi aktivitas sekolah
6.     Memberi penghargaan secara proporsional dan profesional terhadap keterlibatan orang tua  dalam berbagai program dan kegiatan sekolah
Secara terinci manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah sebagai berikut:[16]
Bagi Lembaga Pendidikan
Bagi Masyarakat
1.     Memperbesar dorongan mawas diri
2.     Memudahkan memperbaiki pendidikan
3.     Memperbesar usaha mening katkan profesi mengajar
4.     Konsep masyarakat tentang guru atau dosen menjadi benar
5.     Mendapat koreksi dari ke- lompok masyarakat
6.     Mendapat dukungan moral dari masyarakat
7.     Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat
8.     Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat
9.     Memudahkan pemanfaatan narasumber
1.     Tahu hal-hal persekolahan dan inovasinya
2.     Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pen didikan lebih mudah diwujudkan
3.     Menyalurkan kebutuhan ber partisipasi dalam pen didikan
4.     Melakukan usul terhadap lembaga pendidikan.

Tujuan pokok bidang kehumasan adalah menjalin hubungan harmonis sekolah dengan masyarakat. Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat (orang tua murid), Leslie merumuskan tujuan organisasi perkumpulan antara guru dan masyarakat (orang tua murid), adalah sebagai berikut:
a)     Untuk mengembangkan pengertian masyarakat (orang tua murid) tentang tujuan dan kegiatan pendidikan di sekolah.
b)     Untuk memperlihatkan bahwa rumah dan sekolah bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan anak disekolah.
c)     Untuk membari fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan guru yang kemudian mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan anak.
d)     Perolehan opini masyarakat tentang sekolah dijadikan perencanaan untuk pertemuan dengan orang tua dalam rangka untuk kebutuhan murid-murid.
e)     Untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak.
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[17]
Bentuk konkret hubungan sekolah dengan masyarakat adalah dengan terbentuknya Komite Sekolah atau Dewan Sekolah. Komite Sekolah beranggotakan para orangtua peserta didik ditambah dengan para praktisi dan pakar pendidikan serta tokoh masyarakat lainnya. Komite Sekolah berperan ikut memikirkan, memberi masukan dan membantu memajukan sekolah dengan segala aspeknya. Hal-hal yang dapat dipikirkan oleh Komite Sekolah berkaitan dengan: kualitas lulusan, kelengkapan sarana prasarana, inovasi pembelajara dan hal-hal yang berkaitan dengan praktek kerja nyata. Kecuali itu melalui Komite Sekolah, sekolah dapat ikut berperan aktif dalam pengabdian masyarakat berupa kerja bakti, penyediaan sarana kepentingan umum, kerja sama bidang keagamaan dan lain-lain. Singkatnya, masyarakat dan sekolah adalah partner yang harus saling membangun dan saling menguntungkan. Sekolah yang berhasil adalah sekolah yang dipercaya masyarakat, inilah prinsip akuntabilitas dalam Manajemen Berbasis Sekolah..
Sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya:[18]
1.     Sekolah dengan masyarakat merupakan suatu keutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik
2.     Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembaharuan tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya serta mencari alternatif pemecahannya
3.     Sekolah dengan masyarakat sekiitar memiliki andil ddan mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagi potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dan tenaga kependidikan untuk menggalang partisipasai masyarakat yaitu:[19]
1.     Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan sekolah yang bersifat sosial kemasyarakatan
2.     Mengidentifikasi tokoh masyarakatyaitu orang orang yang mampu mempengaruhi masyarakat pada umumya. Tokoh tersebut dihubungi, diajak, untuk kompromi, konsultasi dan diminta bantuan untuk menarik masyarakat berpartisiapasi dalm program dan kegiatan sekolah
3.     Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai progra dan kegiatan sekolah sesuai dengan minatnya.
4.     Memilih waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat


[1] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 143
[2]B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rrineka Cipta, 2004), hal. 155
[3]Ibid
[4] Suluistyorini, hal. 144
[5] Ibid, hal. 144-145
[6]B.Suryosubroto, hal. 157
[7] Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hal. 353
[8] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal 164
[9]Ibid, hal.165
[10] B. Suryosubroto, hal. 161
[11] Ibid, hal 162
[12] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal. 193
[13] Ibid
[14] E. Mulyasa, hal. 167
[15]Ibid, hal. 169
[16]Ibid, hal.195
[17] Endang Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah.( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 50
[18] E. Mulyasa, hal.172
[19] Ibid, hal.173

Tidak ada komentar:

Posting Komentar