Islam hadir
sejak awal untuk memberantas kebodohan dan kejahiliyahan manusia. Wahyu pertama
kali turun adalah perintah untuk membaca. Perintah semacam ini tidak akan
pernah ditemukan dalam kitab suci apapun. Perintah ini memberikan makna yang
kuat kepada umat Islam agar selalu menjadi umat yang mampu membaca. Membaca apa
saja, tetapi dengan berlandaskan kepada nama Allah. Sehingga proses keilmuan
itu tidak lepas dari nilai-nilai spiritual. Dari bacaan yang benar akan diperoleh
informasi yang dapat memberikan kemajuan bagi kehidupan manusia.
Selain itu,
Islam selalu menganjurkan kepada umatnya untuk terus belajar. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke negeri
cina, bahkan sampai ke liang lahat. Tidak ada nabi lain yang begitu besar
perhatian kepada kewajiban menuntut ilmu sedetail Nabi Muhammad Saw. Maka tidak
mengherankan, jika sejarah mencatat pada masa keemasan peradaban Islam, umat
Islam telah mampu memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua
cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi para ulama Islam. Menyebar mulai
kota Madinah, Baghdad, Kairo sampai Spanyol dan Cordova di benua Eropa.
Berbagai perguruan tinggi dibangun untuk memperkuat pembelajaran dan penelitian
keilmuan. Pada masa itu, dunia eropa masih dipenuhi dengan kegelapan dan tidak
ada satupun perguruan tinggi didirikan.
Tugas kita
sekarang adalah mengembalikan kejayaan tersebut. Dengan kembali memupuk
semangat belajar, penelitian dan pengembangan keilmuan yang berdasarkan kepada
nilai-nilai al-Qur`an as-Sunnah. Karena tanpa nilai tersebut, ilmu tidak akan
mampu membuat kesejahteraan dan kebahagian umat manusia, akan kering seperti
yang terjadi sekarang.
Memberantas
kebodohan bukan berarti hanya dalam masalah ilmu pengetahuan. Jauh lebih
penting dari itu semua adalah memberantas kehidupan umat dari kebodohan
memahami dan mengamalkan ajaran agama yang benar. Realita di lapangan banyak
kita temukan orang yang sudah terpelajar tinggi bahkan bergelar doktor, tapi
sayang ia sangat awam dalam masalah ilmu agama. Bahkan banyak kita
temukan para ilmuwan ini yang mengaku Islam tidak dapat membaca al-Qur`an
secara benar. Tentu kondisi semacam itu sangat menyedihkan dan sekaligus
tantangan bagi kita semua untuk memberantas kebodohan keagamaan. Karena jika
hal ini dibiarkan tanpa ada usaha untuk memberantasnya, pasti akan menimbulkan
berbagai kerusakan yang dahsyat dalam kehidupan beragama dan masyarakat baik di
dunia maupun di akherat. Orang yang tahu bahwa agama Islam hanya berisi
ritual keagamaan, tentu akan selalu menaruh curiga tentang pengamalan Islam
secara kaffah. Mereka yang mengaku Islam namun dangkal tentang ke-Islaman, akan
selalu menjadi alat untuk memecah-belah umat, mengadu umat, dan meletakkan kondisi
perjuangan umat dalam kepentingan sesaat.
Kondisi
semacam itu sekarang ini menjadi fenomena umum masyarakat kita. Banyak mereka
mengaku beragama Islam, tetapi mereka bodoh dengan agamanya. Akhirnya mereka
memusuhi agamanya sendiri karena kebodohannya. Maka benar apa yang
dikatakan oleh para ulama, bahwa kemajuan Islam itu akan dihalangi oleh orang
Islam sendiri. Sebagian umat Islam akan menjadi penghalang bagi kemajuan umat
Islam.
Kondisi
semacam itu akan beda, jika umat Islam mau belajar dengan benar, sungguh-sungguh
dalam usahanya menghilangkan kebodohan dari agamanya. Allah SWT bersabda dalam QS Az-Zumar ayat 9
.......3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
“Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
Bisakah
kebodohan itu dihilangkan? Tentu bisa dan untuk merubah kondisi semacam itu
adalah menjadi kewajiban kita semua. Sesuai dengan kondisi kita masing-masing. Orang
bodoh adalh orang yang terus menerus berbuat salah setelah ia tahu mana yang
benar. Mengapa mereka melakukan kebodohan seperti itu? Karena mereka tidak
punya kejujuran pada dirinya sendiri, mereka cenderung mencari alasan
pembenaran atas apa yang dilakukannya. Ini masalah nafsu dan nafsu telah
mengalahkan hati nurani.
Lantas
sebagai seorang pelajar apa yang bisa kita lakukan? Jujur dan terus berusaha
untuk mendapatkan yang lebih baik, jangan pernah menyerah dan sertakan Allah
SWT dalam setiap doa dan langkah kita. Marilah kita sama sama berusaha untuk
menjadi penerus bangsa, yang berkepribadian, berakhlak mulia dan cerdas dalam
menyikapi berbagai persoalan, yang berusaha dan mencoba untuk menyebarkan dan
mengajarkan ilmu yang telah kita pelajari pada mereka yang belum memiliki
kesempatan untuk belajar seperti kita.
Jika para
ulama jujur, umat tidak akan terpecah belah. Jika para pemimpin dan pejabat
jujur, maka umat akan tenang dan makmur. Jika para pelajar jujur, maka ilmunya
akan bermanfaat dan memberikan barakah bagi diri dan masyarakat sekitarnya.
Insyaallah,
Aminn. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar